BukaSuara – Juru taktik asal Jerman itu akan bertemu manajemen Persija untuk menyampaikan keluh kesahnya.
Pada Liga 1 2022/2024, Thomas Doll sukses membawa Persija mengakhiri musim dengan duduk di peringkat kedua.
Kesuksesan tersebut patut diapresiasi karena itu merupakan musim pertama Thomas Doll di Persija.
Menyambut Liga 1 2023/2024, manajemen Persija menggunakan hastag To The Next Level.
Targetnya tentu saja lebih baik dari musim sebelumnya, itu berarti Persija harus juara.
Keinginan manajemen Persija rupanya tidak sesuai dengan kenyataan.
Persija mengakhiri Liga 1 2023/2024 dengan duduk di posisi kedelapan dan mengemas 48 poin.
Target itu jauh dari harapan manajemen Persija yang sebenarnya menginginkan Thomas Doll membawa Macan Kemayoran masuk ke dalam tiga besar di musim keduanya.
Thomas Doll mengatakan bahwa sebenarnya banyak masalah yang terjadi di Persija sehingga tidak bisa To The Next Level.
“Memang pada musim pertama saya di sini sangat berbeda dengan musim kedua ini.”
Kesulitan pertama sudah terlihat saat Liga 1 2023/2024 dimulai.
Terlihat, kuota pemain asing Persija belum lengkap dan hanya mempunyai Marko Simic, Ondrej Kudela, dan Ryo Matsumura.
Saat Liga 1 2023/2024 sedang bergulir, Persija menambah dua pemain asing yakni Maciej Gajos dan Oliver Bias.
Persija pun menjadi satu-satunya klub Liga 1 2023/2024 yang hanya menggunakan lima pemain asing dari enam kuota.
Perubahan datang pada putaran kedua Liga 1 2023/2024.
Persija mendatangkan Gustavo Almeida yang berstatus pinjaman dari Arema FC.
Persija sempat bersaing di papan atas untuk mendapatkan tiket ke babak Championship Series Liga 1 2023/2024.
Sayangnya, permainan Persija menurun ditambah dengan keluarnya Witan Sulaeman ke Bhayangkara FC dan banyak pemainnya yang dipanggil ke timnas Indonesia.
“Seharusnya klub fantastis seperti ini tidak mengalami kesulitan dan dinamika seperti ini.”
“Ya saya akui tahun ini kami tidak bisa To The Next Level.”
“Saya akan bicara dengan manajemen kenapa kami bisa gagal,” kata Thomas Doll.
Terakhir kata Thomas Doll, kegagalan Persija musim ini juga karena faktor kandang.
Persija seharusnya bermain di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat.
Memasuki putaran kedua, Persija harus menjadi tim musafir.
Persija kesulitan mendapatkan kandang di Jakarta, padahal ada Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), dan Jakarta Internasional Stadium (JIS).
Persija pun akhirnya memutuskan untuk menggelar beberapa laga kandang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Persija baru balik lagi ke SUGBK di dua pertandingan kandang terakhir.
“Persija semestinya setiap musim harus bisa meraih gelar.”
“Saya sebenarnya juga berharap kami bisa bermain terus di SUGBK dengan full suporter,” tutup Thomas Doll.