BukaSuara – Kemenangan Jonatan atas Wang Tzu Wei, 21-11, 21-16 pada laga di Hi-Tech Zone Sports Centre, Chengdu, China, Sabtu (4/5/2024) memastikan Indonesia melakukan sapu bersih atas Taiwan, 3-0.
Indonesia sebelumya mendapat dua poin pertama melalui Anthony Sinisuka Ginting dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Bagi Indonesia, ini merupakan final ketiga pada ajang Thomas Cup setelah sebelumnya menembus partai puncak pada Thomas Cup 2020 yang digelar 2021 karena pandemi Covid-19 dan Thomas Cup 2022.
Pada Thomas Cup 2020 Indonesia menjadi juara setelah menaklukkan China 3-0 untuk mengakhiri penantian selama 19 tahun.
Namun, baru merebut trofi Thomas Cup selama 6 bulan, Indonesia harus merelakan trofi diambil India pada 2022 setelah kalah 0-3 dari India.
“Pastinya Puji Tuhan bersyukur sekali bisa kembali ke final ketiga kalinya secara beruntun. Besok juga akan jadi final Piala Thomas keempat saya,” kata Jonatan dalam siaran resmi PBSI.
“Berkat Tuhan tidak pernah kami bayangkan karena kami datang berisikan skuad yang cukup berbeda dari edisi sebelum-sebelumnya.”
“Masuk final adalah salah satu pencapaian yang baik dengan permainan tim yang bagus juga.”
“Sebenarnya yang benar-benar menjadi penentu itu Fajar/Rian menurut saya. Hasil mereka mengubah arah pertandingan karena saya bisa bermain lebih tenang dan sebaliknya lawan terlihat ada tekanan. Itu yang coba saya maksimalkan.”
Jonatan mencetak angka lebih dulu pada gim pertama, 1-0. Setelah itu, kondisi imbang 1-1.
Jonatan menjauh 3-1 yang dibalas Wang dengan mendekat 2-3. Jonatan membuka Jarak 4-2 setelah smes Wang menyangkut di net. Keunggulan ini dijaga Jonatan 6-2.
Setelah melalui reli panjang, Wang memperkecil ketertinggalan 3-6. Namun, Jonatan langsung membalas untuk memimpin 8-3.
Jonatan yang bermain lebih agresif mempertebal keunggulan 10-3. Rentetan poin Jonatan berlanjut hingga interval 11-3.
Seusai interval, Jonatan menjauh 12-3. Wang berusaha mendekat 5-12 setelah smes Jonatan menyangkut di net.
Jonatan membalas dengan mempertebal keunggulan 13-6. Wang menambah angka 7-13.
Namun, kondisi tersebut tidak bertahan lama karena Wang melakukan kesalahan yang memberi keuntungan poin bagi Jonatan.
Jonatan lalu memberikan serangan dan memimpin 15-7. Jonatan menjaga gap angka agar tetap jauh 16-7.
Wang merespons dan mendekat 9-16. Permainan Wang lebih agresif hingga menambah perolehan angka 10-16.
Jonatan merespons dengan menjauh 17-10. Wang berusaha mengejar ketinggalan 11-17.
Jonatan yang bermain lebih sabar mempertebal keunggulan 18-11. Kesalahan Wang membawa Jonatan menjauh 19-11.
Jonatan melanjutkan dengan membukukan game point 20-11. Setelah melalui reli panjang, Jonatan menyudahi gim ini dengan kemenangan.
Wang mengawali gim kedua dengan dua poin beruntun. Jonatan membalas dan mendekat 1-2.
Jonatan lalu menyamakan skor dan berbalik unggul 3-2. Smes Jonatan yang gagal membuat posisi kembali imbang.
Tetapi, Jonatan menebusnya dengan poin selanjutnya 4-3.
Wang menyamakan kedudukan, tetapi Jonatan kembali membuka Jarak 5-4.
Setelah itu, kedua pemain bergantian mencetak angka 7-7.
Jonatan membuka Jarak 8-7 yang dilanjutkan Wang dengan menyamakan skor 8-8.
Perolehan poin berlangsung ketat karena kedua pemain saling bergantian menyerang hingga kedudukan 9-9. Jonatan melanjutkan keunggulan pada interval 11-9.
Setelah interval, Jonatan membuka Jarak 12-9. Wang selanjutnya mendekat 10-12.
Jonatan memperlebar jarak 13-10. Wang mendapat tambahan poin setelah smes Jonatan menyangkut di net.
Jonatan kembali menambah angka 14-11. Wang menipiskan selisih skor 12-14 setelah pengamatan Jonatan gagal dalam melihat arah shuttlecock.
Kondisi semakin kritis saat Wang mendekat 13-14. Kesalahan Jonatan membuat Wang mencatat skor imbang 14-14. Tetapi, kondisi tersebut tidak bertahan langgeng karena Jonatan kembali menjauh 15-14.
Wang mendekat 15-16 yang dibalas Jonatan dengan melebarkan Jarak 17-15.
Jonatan menjaga momentum dengan unggul tiga angka atas Wang. Keunggulan ini dia jaga menjadi 19-15.
Wang mendekat 16-19. Jonatan melanjutkan dengan match point 20-16.
Jonatan yang sudah memegang kendali permainan berhasil memastikan Langkah Indonesia ke partai final.
“Tidak pernah terpikirkan bisa masuk final bersama tim Uber. Salut saya untuk mereka, perjuangan dari awal sampai final luar biasa dengan banyak diisi pemain-pemain muda juga,” tutur Jonatan.
“Ini menandakan semua di pelatnas ada perkembangan yang positif. Setiap malam kami berkumpul untuk saling mendukung satu sama lain. Kami menyamakan visi, kami sama-sama satu tujuan. Itu yang selalu ditekankan.”
“Kehadiran a Ricky (Soebagdja) dan a Taufik (Hidayat) di tim Thomas kali ini sangat-sangat berpengaruh,” aku Jonatan.
“Mereka bisa membangkitkan semangat jadinya bisa bermain jauh lebih baik.”
Final Thomas Cup 2024 akan digelar pada Minggu (5/5/2024), mulai pukul 16.00 WIB.