BukaSuara – Troussier sendiri baru saja memimpin Vietnam di Piala Asia 2023 lalu.
Di ajang tersebut mereka gagal meraih poin dengan mengemas tiga kekalahan di fase grup.
Terdekat tim Golden Star akan menantang timnas Indonesia di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia bulan Maret nanti.
Menurut Philippe Troussier, sepak bola Vietnam terlalu fokus pada fisik dan berlari.
Bahkan, dia menilai bahwa tersebut dengan perkembangan sepak bola modern.
Pola pikir ini yang seharusnya segera bisa diubah karena hal tersebut kurang baik.
“Di Vietnam, kebanyakan orang selalu berpikir bahwa sepak bola harus memenuhi kriteria kecepatan, fisik, dan kekuatan.”
Pelatih berusia 68 tahun ini menyadari bahwa kontak fisik adalah hal yang normal dalam sepak bola.
Namun, pemain harus bisa menghindari hal tersebut dan mengutamakan agar tim lawan tidak bisa menguasai bola.
Emosi pemain harus bisa diredam dan mereka harus fokus sesuai dengan skema yang sudah dirancang oleh pelatih.
“Memang benar dalam sepak bola terjadi perselisihan dan konfrontasi di lapangan.”
“Namun hal terbaik yang harus dilakukan dalam sebuah pertandingan adalah membatasi dan menghindari konfrontasi.”
“Untuk itu, Anda tidak boleh mudah kehilangan bola dari lawan,” ujarnya.
Troussier menilai masih banyak hal yang harus dibenahi dalam sepak bola Vietnam.
Menurutnya, pemain harus bisa menguasai bola dengan baik saat berada di lapangan.
Hal tersebut harus terus diasah oleh pemain saat berada di kompetisi.
“Saya harus mengubah segalanya (di timnas Vietnam).”
“Saya ingin para pemain menahan bola dan membuat lawan mengejarnya.”
“Kami telah mengubah perspektif (pemain) kami.”
“Mengubah para pemain dari atlet angkat besi menjadi lebih fleksibel dan berkompetisi dengan lebih cerdas,” ujarnya.