Final Uber Cup 2024 – Mampu Bikin Pemain Rank 6 Dunia Ketar-ketir, Ester Petik Pelajaran Mahal soal Mental

BukaSuara – Performa Ester Nurumi Tri Wardoyo memikat perhatian walau belum berhasil menyumbang poin untuk menyelamatkan Indonesia dari kekalahan 0-3 dari China di final Uber Cup 2024.

Potensi pemain berusia 19 tahun itu tidak bisa dikesampingkan setelah apa yang ia tampilkan pada laga melawan tunggal putri ranking 6 dunia, He Bing Jiao

Bermain di hadapan publik lawan di Hi-Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu, China, Minggu (5/5/2024), Ester mampu mengatasi rasa tegang dan beban berat di pundaknya.

Hal itu bisa terlhat dari keberhasilan pemain peringkat 38 dunia itu merebut gim pertama lebih dulu dengan cara tak disangka-sangka.

Ester sempat mengunci poin He di satu digit dengan cukup lama hingga menang dengan skor telak 21-10.

Meskipun akhirnya kalah dengan skor 21-10, 15-21, 17-21, keberhasilan Ester membuat pemain sekaliber He tegang sepanjang laga jelas bukan hal biasa.

He bukan pemain sembarangan. Walau sedang puasa gelar, dia telah menjadi juara turnamen elite sejak 2016 hingga mengoleksi 2 gelar Superseries dan 5 gelar World Tour.

Apalagi ketika turun berlaga, posisi Ester jauh lebih tertekan karena tim Uber Indonesia sudah tertinggal 0-2 dari China.

Indonesia tidak dapat mengamankan poin dari dua partai pertama karena kekalahan Gregoria Mariska Tunjung dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto.

Ester tentu sedih tidak bisa memperpanjang napas Indonesia, tetapi juara Indonesia Masters Super 100 itu menemukan hal lain untuk disyukuri.

“He Bing Jiao juga lawan yang tidak mudah, dia sangat berpengalaman.”

“Dari kemarin sudah diskusi dengan pelatih tentang bagaimana cara bermain melawannya dan tadi Puji Tuhan bisa menerapkan hasil dari diskusi itu,” jelasnya.

Selain karena mampu mengeluarkan performa maksimalnya, Ester juga memetik pelajaran mahal dari pengalamannya mengantarkan skuad Merah Putih sampai final.

Adik dari Chico Aura Dwi Wardoyo itu juga belajar bahwa menguasai pertandingan saja tidak cukup untuk bisa memenangkan pertandingan.

Kemenangan Ester sebenarnya sudah di depan mata ketika unggul 13-11 pada gim penentuan. Namun, rentetan kesalahan sendiri menjadi batu sandungan baginya.

“Tim tertinggal 0-2 dan saya sempat merasa tegang saat masuk lapangan. Tapi berbarengan dengan tegang, saya merasa excited ingin membuktikan kalau kami masih bisa.”

“Saya belajar banyak di turnamen ini. Bagaimana mengatasi situasi di poin-poin kritis, cara bermain dan mental saya juga harus ditingkatkan,” kata dia mengevaluasi diri.

Mencapai final Uber Cup 2024 jelas bukan prestasi biasa bagi tim Indonesia setelah menanti 16 tahun lamanya dan datang sebagai tim underdog.

Mencapai hasil runner-up dengan skuad muda seperti sekarang, apalagi sempat mengandaskan juara bertahan Korea Selatan di semifinal, benar-benar hal istimewa.

Akhirnya, harapan melihat bendera Merah Putih berkibar bersama tiga penguasa Uber Cup dari Asia Timur: China, Korea Selatan dan Jepang terwujud pada podium Uber Cup 2024.

“Tiga tahun lalu saya ada mendukung tim berlaga di final Piala Thomas di Aarhus, Denmark, saat itu terbayang ingin rasanya berlaga di final sebesar Piala Thomas dan Uber,” ungkap Ester.

“Dan bersyukur di tahun 2024 ini kami tim Uber Indonesia bisa merasakan itu. Rasanya senang dan bangga,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *