Babak Baru Vietnam Vs Indonesia, Pelatih Baru Kim Sang-sik Punya Dendam dengan Shin Tae-yong Sejak Usia Muda

BukaSuara – Timnas Vietnam resmi menunjuk Kim Sang-sik sebagai pelatih baru.

Juru latih asal Korea Selatan itu menggantikan Philippe Troussier yang dipecat setelah Piala Asia 2023 Januari lalu.

Kim dikontrak Federasi sepak bola Vietnam (VFF) hingga 31 Maret 2026.

Kedatangan Kim menimbulkan bumbu perseteruan baru antara Vietnam dengan Indonesia.

Sebelumnya, Vietnam sukses mengungguli Indonesia saat ditangani oleh Park Hang-seo.

Skuad The Golden Star Warriors menyabet dua gelar beruntun SEA Games 2019 dan 2021.

Lalu, tim besutan Park Hang-seo juga menjadi runner-up di Piala Asia U-23 2018.

Situasi paling menyakitkan ketika debut Shin Tae-yong ternoda akibat Indonesia dicukur Vietnam 0-4 pada Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Kini giliran Kim Sang-sik yang beradu taktik dengan pelatih timnas Indonesia yang juga kompatriotnya, Shin Tae-yong.

Media Vietnam, Tienphong.vn, menyebut Kim Sang-sik memiliki rivalitas dengan Shin Tae-yong sejak usia muda.

“Bagi Kim Sang-sik, konfrontasi antara Vietnam dan Indonesia akan semakin panas karena pelatih baru asal Korea itu pernah bermasalah dengan pelatih Shin Tae-yong di masa lalu,” tulis Tienphong.vn.

Ketika masih menjadi pemain, Sang-sik memulai kariernya di Klub Seongnam Ilhwa Cheonma.

“Selama 8 tahun, dari 1999 hingga 2008, ia memainkan peran penting, membantu tim yang berbasis di tenggara Seoul mendominasi K League.”

“Sang-sik melengkapi seluruh gelar yang bisa diraih pemain Korea selama periode tersebut, dengan 3 Kejuaraan Nasional, 1 Piala Nasional, 1 Piala Federasi, dan 1 Piala Super,” lanjut Tienphong.

Namun, Sang-sik termasuk dalam rombongan yang didepak Shin Tae-yong dari skuad Seongnam Ihwa.

“Tepat pada saat sebagian besar mengira Sang-sik akan tetap bersama Seongnam selamanya, Shin Tae-yong, legenda besar klub, diangkat menjadi pelatih kepala pada 2008.”

“Coach Shin segera meluncurkan revolusi pemuda untuk membangun kembali Seongnam, membawa tim keluar dari krisis kinerjanya. Pemain lama dan bergaji tinggi masuk daftar hitam,” tulis Tienphong.

Sang-sik kemudian hengkang dari Seongnam ketika memasuki usia 30 tahun.

Ia mengungkapkan kekecewaan karena harus terbuang dari klub yang membesarkannya tersebut.

Sang-sik lantas menerima tawaran Jeonbuk Hyundai yang ditangani oleh Choi Kang-hee.

“Saat itu, saya baru saja tersingkir oleh Seongnam, dan Pelatih Choi menekankan kepada saya bahwa dalam dunia sepak bola, sangat perlu membangun budaya memperlakukan pemain bagus dengan baik,” kata Sang-sik dikutip dari Tienphong.

“Saya suka ide itu. Pelatih Choi juga mengatakan bahwa di Jeonbuk, pemain kunci tidak pernah ditolak, lalu mengundang saya ke sana untuk membantu membangun tim,” imbuhnya.

Saking frustasinya, Sang-sik sampai mengecam tak ingin memberi ampun untuk Seongnam.

“Saya tidak akan pernah melawan Seongnam,” ucap eks bek dan gelandang bertahan timnas Korea tersebut.

Shin Tae-yong justru menjadikan hal tersebut motivasi dalam karier perdananya sebagai pelatih utama.

“Bagus dia mengatakan itu. Hal ini memberi kami tekad yang lebih besar untuk selalu menciptakan penampilan bagus saat menghadapi Jeonbuk,” tegas Shin Tae-yong kala itu.

STY memang telah memberikan perubahan besar pada Seongnam dengan menghadirkan gelar juara Piala AFC 2010 dan Piala Korea 2011.

Menarik ditunggu pembalasan dendam Kim Sang-sik yang dibuang Shin Tae-yong ketika di Seongnam Ihwa.

Keduanya paling cepat bisa bertemu di ajang Piala AFF 2024 yang digelar di penghujung tahun ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *