BukaSuara – Meski begitu, dalam perjalanan menuju babak final, Fajar Alfian dan kawan-kawan mampu mengalahkan juara bertahan India untuk menjadi juara Grup C.
Setelah itu, Indonesia menundukkan Korea Selatan, 3-1 pada perempat final dan menyingkirkan Taiwan, 3-0 pada semifinal.
“Jujur juga, dari pertama saya ditunjuk menjadi kapten, sikap teman-teman terhadap saya yang sangat luar biasa.”
“Biasanya tim Thomas selalu ada sosok seperti Hendra (Setiawan)/(Mohammad)Ahsan, Kevin (Sanjaya Sukamuljo), Marcus (Fernaldi Gideon) yang menjadi panutan kami.”
“Tetapi sekarang saya di sini sebagai kapten dan juga dibantu sama Rian, Ginting dan Jonathan untuk menampingi teman-teman yang bisa dibilang junior semua.”
“Memang kami belum bisa membawa Piala Thomas ke Tanah Air. Tetapi, saya bangga terhadap tim ini, saya salut atas kekompakkan dankerja keras tim semua.”
Pemain 28 tahun itu mengungkapkan bahwa tim Thomas Indonesia melalui laga yang tidak mudah sejak fase grup.
“Dari awal kami bisa dibilang masuk grup neraka. Ada Inggris, ada Thailand dan juga juara bertahn India,” ucap Fajar.
“Jujur waktu ketemu India ada sedikit rasa seperti 2022 karena juara bertahan dan juga ada takut rasa melawan mereka, pasti ada itu semua.”
“Tetapi, dengan kerja keras dan kekompatan yang luar biasa, akhirnya kami bisa mengalahkan India di fase grup.”
“Dan saya yakin, 2 tahun lagi, Piala Thomas yang akan ada diadakan di Denmark. Bila ada kesempatan mengisi lagi slot di ganda dan juga teman-teman yang lain, saya yakin bahwa kami bisa melakukan yang lebih baik lagi.”
“Khususnya saya pribadi mewakili teman-teman, mohon maaf atas belum bisa membawa Piala Thomas kembali ke tanah air,”” ujar Fajar.
Pasti seluruh masyarakat Indonesia dan seluruh pecinta bulutangkis merindukan itu semua. Namun, kami yakin, dua tahun lagi, insya Allah Piala Thomas kami raih.”