BukaSuara – Alwi Farhan menjadi bagian dari tim Thomas Indonesia saat membukukan catatan final ketiga secara beruntun di Thomas Cup.
Di antara tiga partai final yang dijalani, satu berujung gelar juara pada edisi 2020 dan dua lainnya harus berakhir dengan hasil runner-up.
Alwi mesti legawa karena belum merasakan manisnya menjuarai Piala Dunia-nya bulu tangkis bersama tim Merah Putih.
Sedikit berbeda dari dua edisi sebelumnya, tim Thomas Indonesia tahun ini diperkuat skuad yang lebih fresh.
Tidak ada lagi nama dua ganda senior dan berpengalaman seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Dari lini tunggal putra, tim Thomas Indonesia kali ini juga kedatangan satu pemain debutan yaitu Alwi sendiri.
Ini merupakan kejuaraan dunia beregu senior pertama bagi sang Juara Dunia Junior 2023.
Bagi Alwi, banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang ia dapatkan selama ikut memperkuat sekaligus menjadi rekan setim para kakak-kakak seniornya.
Meski tahun ini tidak bisa mengangkat trofi, ada manfaat besar yang ia rasakan selama menjadi bagian dari tim Thomas Merah Putih.
“Saya mendapatkan banyak pengalaman dari sini.”
“Saya dan abang-abang di sini sering sharing, meeka juga sangat merangkul, memberi tahu saya (jika ada yang bisa diperbaiki),” tambah pemain asal Solo, Jawa Tengah tersebut.
Alwi baru merasakan bagaimana tingginya level dan besarnya tekanan ketika menghadiri turnamen beregu akbar seperti Thomas dan Uber Cup 2024.
Ini menjadi ebuah pengalaman yang sama sekali belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Kesan tersebut jelas menjadi modal penting bagi Alwi yang saat ini tengah menjalani masa transisi dari junior ke senior.
Lebih-lebih pada Thomas Cup 2026 di Denmark, bukan tidak mungkin Alwi akan bersanding atau bahkan melampaui seniornya Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.
Ginting dan Christie akan melalui periode penuh tantangan setelah Olimpiade kedua mereka di Paris pada tahun ini.
“Memang pengalaman di sini benar-benar berbeda. Pertandingan di sini sangat besar dan saya mendapatkan atmosfer yang berbeda juga,” tambahnya.
Tentang hasil akhir yang belum berbuah juara, Alwi tetap bersyukur dan respek pada perjuangan para seniornya di final setelah kalah dengan skor 1-3 dari China.
“Pastinya bersyukur dan bangga dengan pencapaian ini. Memang kami masih belum mendapatkan emas, tapi kami sudah mengerahkan kemampuan terbaik kami,” ujar dia.
“Kami sudah berikan yang terbaik di dalam dan luar lapangan. Kami sudah mengeluarkan segala tenaga untuk menang, tapi hasil kali ini patut disyukuri,” pungkas Alwi.