BukaSuara – Timnas U-23 Indonesia akan melawan Guinea di babak play-off untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Laga tersebut akan digelar di Centre National Du Football, Clairefontaine, Prancis pada Kamis (9/5/2024).
Lantas siapakah Kaba Diawara yang akan menjadi lawan Shin Tae-yong dalam adu strategi?
Kaba Diawara adalah pria kelahiran Toulon, Prancis berkewarganegaraan Guinea.
Ia lahir pada 16 Desember 1975.
Pria yang kini menginjak 48 tahun mengawali karier sebagai pemain sepak bola.
Kaba Diawara mengawali karier sepak bolanya di Prancis bersama klub SC Toulun 83 pada 1995.
Kemudian ia pindah ke FC Girondins Bordeaux.
Saat di FC Girondins Bordeaux, Kaba Diawara dipinjamkan ke klub Prancis lainnya, Stade Rennais.
Pada Januari 1999, ia hijrah ke Liga Inggris dengan membela Arsenal.
Ia hanya sebentar memperkuat Arsenal, hingga Juli 1999.
Saat di Arsenal ia dilatih oleh Arsene Wenger.
Saat di Arsenal ia bermain bersama nama-nama beken seperi Dennis Bergkamp, Emmanuel Petit, hingga Nicolas Anelka.
Setelah dari Arsenal, Kaba Diawara kembali ke Prancis, ia membela Marseille kemudian Paris Saint-Germain.
Saat membela Paris Saint-Germain, ia sempat dipinjamkan ke sejumlah klub seperti Blackburn, West Ham United, Racing Ferrol, dan OGC Nice.
Di West Ham United musim 2000/2001, ia sempat bermain dengan Frank Lampard yang kemudian menjadi legenda Chelsea.
Pada 2004, ia hijrah ke Liga Qatar bermain untuk Al-Gharafa SC kemudian pindah ke Al-Kharaitiyat.
Kemudian pada 2005 hingga 2006, Kaba Diawara kembali ke Prancis membela AC Ajaccio.
Setelah itu, ia pindah ke Turki membela Gaziantepspor, kemudian Ankaragucu.
Klub terakhirna adalah tim Prancis AC Arles-Avignon pada 2009-2011.
Setelah itu, ia pensiun sebagai pemain.
Kaba Diawara mengawali karier kepelatihannya dengan melatih Guinea.
Ia sudah melatih timnas senior Guinea sejak 2021.
Kaba Diawara membawa Guinea melaju hingga perempat final Africa Cup of Nations 2024.
Sementara itu, Kaba Diawara akan memimpin timnas U-23 Guinea di play-off
Ia bertekad untuk meloloskan Guinea ke Olimpiade Paris 2024.
Kaba Diawara mengungkapkan kekhawatirannya untuk babak play-off.
“Bagi saya, ini adalah perpaduan emosi yang nyata. Saya merasa khawatir, terhormat, dan bangga pada saat yang bersamaan,” kata Kaba Diawara dilansir dari laman FIFA.
“Terakhir kali Guinea ikut serta dalam Turnamen Sepak Bola Olimpiade adalah pada tahun 1968, jadi kami harus berjuang untuk lolos lagi.
“Satu-satunya cara kami bisa lolos adalah dengan menang.
“Tempat keempat kami di Piala Afrika U-23 menjaga harapan kami di Paris 2024 tetap hidup, dan kami yakin kami bisa melakukannya dengan sepenuh hati.
“Bagi Anda pecinta olahraga, ikut serta dalam Olimpiade adalah suatu kebanggaan,” ujarnya.