BukaSuara – shin tae-
Timnas U-23 Indonesia akan melawan Irak dalam perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024, Kamis malam WIB.
Kemenangan akan membawa pasukan Shin Tae-yong lolos untuk pertama kalinya dalam 68 tahun ke Olimpiade.
Dalam konferensi pers pra-laga, Shin Tae-yong mengingatkan kembali kinerja wasit di semifinal yang tidak membikin dirinya puas.
Pelatih asal Korea Selatan itu mengingatkan AFC harus menghargai seluruh elemen pertandingan dari pemain, ofisial hingga kedua tim yang bertanding itu sendiri.
“Jika saya melakukan kilas balik semifinal, beberapa hal masih (mengganggu) pikiran saya,” buka Shin Tae-yong dalam konferensi pers.
“Para pemain melakukan yang terbaik, tetapi ada beberapa situasi yang menjadi menyulitkan.”
“Karena setiap wasit meniup peluit, takdir dalam pertandingan bisa berubah. Mungkin hal itu yang membuat kami merasa sangat sulit.”
“Di masa depan, jika AFC ingin berkembang lebih baik, kita harus lebih menghargai satu sama lain, baik tim maupun pemain yang ada di bawah AFC, semuanya harus saling menghormati.”
“Saya juga sempat review video (pertandingannya) berkali-kali, dan saya sudah menghabiskan waktu 40 tahun lebih di sepak bola sepanjang hidup saya.”
“Jadi poinnya adalah saya berharap ada respek (sikap menghormati) dari AFC. Juga saya ingin semua tim saling menghormati, serta mendapat penghormatan yang sepatutnya dari AFC,” tambahnya.
Saat ditanya apakah ini cara Shin Tae-yong memberi tekanan kepada wasit di laga besok, ia menampiknya.
Eks pemain Seongnam Ilhwa itu cuma ingin AFC berkembang untuk turnamen ke depannya.
“Saya tidak punya intensi apa pun untuk memberi tekanan ke AFC atau wasit,” ujarnya.
“Saya hanya ingin AFC berkembang, juga semua pemain bisa berkembang, serta semua tim di bawah AFC bisa berkembang. Itu yang saya harapkan.”
“Saya ingin semua tim saling menghormati satu sama lain. Para pemain harus menghormati wasit, dan wasit juga harus menghormati pemain.”
“Demikian pula pemain, harus hormat pada staf dan seluruh anggota tim. Jika kita bisa saling menghormati satu sama lain, tak akan ada hal buruk yang terjadi. Itu poin saya sebenarnya,” tambahnya.
Sementara itu pelatih Irak, Radhi Shenaishil mengakui sudah mempelajari kekuatan Indonesia sejak lama.
Hal ini disebabkan kedua tim berada satu grup dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia untuk timnas senior.
“Tim Indonesia telah kami ikuti dengan sangat dekat sejak awal (Kualifikasi) Piala Dunia.”
“Kami telah melihat mereka sebagai tim yang sangat bagus, tim yang sangat berkembang, tim yang sangat dihormati di lapangan.”
“Baik para pemain yang bermain atau akan bermain di Indonesia maupun para pemain yang bermain di tim-tim Eropa,” ujarnya.