Media Vietnam Ungkap Alasan Timnas U-23 Indonesia Akan Kalahkah Irak

BukaSuara – Frustrasi itu berasal dari semifinal Piala Asia U-23 2024 versus Uzbekistan pada 29 April lalu.

Bukan kekalahan 0-2 yang disesali Indonesia, melainkan cara wasit Shen Yinhao dari China memimpin pertandingan.

Dia membatalkan gol Muhammad Ferarri dengan mengubah keputusan setelah berkonsultasi dengan tim video assistant referee (VAR).

Yinhao juga langsung menghukum Rizky Ridho kartu merah langsung setelah menerima pesan dari ruang VAR.

Meski begitu, media Vietnam Thanh Nien berpendapat Timnas U-23 Indonesia masih mempunyai kekuatan atau modal yang cukup signifikan dalam perebutan peringkat ketiga.

Modal pertama, keinginan sangat kuat untuk menang.

Spirit sepak bola Indonesia saat ini sungguh luar biasa, bertekad merebut tiket Olimpiade untuk kedua kalinya sepanjang sejarah.

Indonesia pertama kali mengikuti Olimpiade pada tahun 1956 di Melbourne, Australia, jauh sebelum format tim U-23 dimulai pada 1992.

Modal kedua, tim besutan Shin Tae-yong itu telah menyaksikan dua negara tetangganya di Asia Tenggara, yakni Thailand dan Vietnam, yang sangat menyulitkan Timnas U-23 Irak.

Thailand membungkam tim Asia Barat itu 2-0 di fase grup.

Sedangkan Vietnam hanya kalah tipis 0-1 dari Irak, itu pun melalui gol penalti hasil VAR setelah kiper Quan Van Chuan dianggap menjatuhkan Nihad Mohammed.

“Detail tersebut mencerminkan serangan Irak yang tidak terlalu kuat, melakoni dua pertandingan melawan tim Asia Tenggara, tapi hanya mampu mencetak satu gol,” tulis Thanh Nien.

“Tim Asia Barat lebih banyak menyerang dengan bola-bola tinggi melawan Thailand dan Vietnam, namun ketika tim-tim Asia Tenggara bermain konsentrasi, para striker Irak hampir tidak bisa menimbulkan masalah bagi lawannya dengan mempertahankan bola tinggi,” imbuhnya.

Menurut Thanh Nien, Timnas U-23 Indonesia saat ini menjadi salah satu tim sepak bola paling kompetitif di Asia Tenggara berkat pemain naturalisasi dari Eropa dengan fisik bagus.

Ada empat pemain naturalisasi di Garuda Muda, yakni bek Justin Hubner dengan tinggi badan 1,87 meter, bek kiri Nathan Tjoe-A-On (1,82 m), gelandang Ivar Jenner (1,86 m), dan striek Rafael Struick (1,85 m).

Bahkan, absennya Rizky Ridho pada laga perebutan peringkat ketiga ini tak banyak berdampak pada pertahanan Indonesia.

Shin Tae-yong masih memiliki Komang Teguh yang siap menggantikan kapten Timnas U-23 Indonesia itu.

Di lini depan, kembalinya striker ADO Den Haag Rafael Struick setelah menjalani skorsing disebut menjadi pertanda baik bagi Indonesia.

Pemain berusia 21 tahun ini mencetak dua gol ke gawang Korea Selatan di perempat final, dan berjanji akan terus berkontribusi untuk Indonesia.

Shin Tae-yong mengatakan dalam konferensi pers, Rabu (1/5/2024), “Dia pemain kunci sebagai striker kami. Dia sudah pulih dan level kebugarannya bagus. Jadi, dia akan berkontribusi terhadap penampilan kami besok.”

Selain itu, setelah mempelajari bagaimana Thailand dan Vietnam menghadapi Irak, Garuda Muda menyadari bahwa tim Asia Barat cukup takut dengan situasi koordinasi kelompok dan pergerakan tim yang fleksibel.

Bek tengah Irak kurang pandai membalikkan badan dalam jarak sempit ketika diserang.

“Indonesia memiliki pemain yang sangat menonjol tepat di belakang para strikernya, yaitu dua gelandang serang Marselino Ferdinan dan Witan Sulaeman.”

“Mereka akan terus menjadi detonator berbahaya, berjanji akan menggemparkan pertahanan Irak,” sebut media Vietnam.

Duel Irak kontra Indonesia digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Kamis (2/5/2024) pukul 22.30 WIB.

Majed Al-Shamrani dari Arab Saudi akan memimpin pertandingan yang menentukan tiket lolos otomatis terakhir ke Olimpiade Paris 2024 ini.

Bagi Al-Shamrani, partai perebutan peringkat ketiga ini menjadi laga ketiga yang dipimpinnya di Piala Asia U-23 2024.

Pada laga pertamanya, dia juga mewasiti Indonesia melawan Australia dengan kemenangan 1-0 berkat gol Komang Teguh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *